22 Januari 2025

Koalisi Sulawesi Green Voice Perkuat Sinergi dalam Perjuangan Isu Lingkungan di Kendari

Pertemuan koalisi Sulawesi Green Voice yang diadakan pada tanggal 16 dan 17 Januari 2025 di Binar Coffee, Kendari, menjadi momentum penting bagi berbagai organisasi yang tergabung dalam koalisi ini. Dibuka oleh Fitria Nur Indah Djafar dari Komunitas Teras, pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam memperjuangkan isu-isu lingkungan yang mendesak. Dalam sambutannya, Fitria menekankan perlunya kolaborasi antaranggota koalisi untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama terkait dengan eksploitasi sumber daya alam (SDA) dan dampaknya terhadap masyarakat lokal.


By Admin 20 Januari 2025 corona.png

Agenda pertama pertemuan adalah pembaruan mengenai capaian utama koalisi serta hambatan yang dihadapi. Asfin, sebagai tim monev proyek ALIGN, memfasilitasi penyampaian laporan dari masing-masing anggota koalisi. Komunitas Desa (Komdes) melaporkan peningkatan akses lahan dan pemahaman masyarakat tentang pertanian berkelanjutan. Sementara itu, PUSPAHAM mengungkapkan keberhasilan intervensi di Mandiodo meskipun awalnya mengalami tantangan dukungan masyarakat terhadap tambang. Rumpun Perempuan Sultra (RPS) juga melaporkan pembentukan posko pengaduan di Konawe Utara untuk menangani isu lahan dan kerusakan lingkungan. Sedangkan, WALHI melaporkan penguatan komunitas di Torobulu melalui pelatihan paralegal dan hukum. Mereka fokus pada advokasi terhadap kerusakan alam akibat industri ekstraktif, serta menangani kasus kriminalisasi yang dihadapi warga lokal. Mereka berupaya memperluas wilayah dampingan untuk memperkuat gerakan advokasi di tingkat komunitas. Selanjutnya, Komunitas Teras sendiri memaparkan hasil riset mengenai kesenjangan perkebunan kelapa sawit di Konawe Utara dan pemetaan potensi keanekaragaman hayati dan identifikasi ekspansi sawit oleh petani mandiri. Selain itu, mereka melakukan analisis kawasan ekosistem esensial (KEE) di wilayah karst serta pembuatan demplot sebagai media pembelajaran bagi masyarakat untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan

 


Dalam sesi diskusi, para anggota membahas model evaluasi Kirkpatrick untuk menilai efektivitas program yang telah dijalankan. Tim Admin Finance merasakan peningkatan kerja sama dalam administrasi keuangan, sedangkan tim Lapangan melaporkan antusiasme dalam menerapkan ilmu baru di lapangan. Hasil diskusi menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan kolaborasi antaranggota koalisi, serta terbentuknya ide-ide baru untuk proposal kerja bersama.

Pada hari kedua pertemuan, Asfinawati memimpin sesi pembahasan mengenai situasi eksternal yang mempengaruhi kerja koalisi dalam lima tahun ke depan. Peserta mengidentifikasi tantangan besar seperti kebijakan eksploitasi SDA yang semakin masif dan penegakan hukum yang lebih berpihak kepada oligarki. Diskusi ini menciptakan kesadaran akan perlunya strategi adaptif untuk menghadapi kondisi sosial yang semakin sulit bagi masyarakat dalam melawan industri ekstraktif.

Selain itu, peserta juga membahas langkah-langkah strategis untuk meningkatkan advokasi dan pendidikan masyarakat. Rencana kerja yang disusun mencakup pemetaan aktor pemerintah yang dapat membantu advokasi serta penguatan kapasitas masyarakat dalam mengadvokasi hak-hak mereka. Beberapa anggota menekankan pentingnya kampanye kreatif untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu lingkungan dan dampak negatif dari kebijakan pemerintah.

Melalui pertemuan ini, koalisi ALIGN berkomitmen untuk memperluas jangkauan advokasi mereka hingga ke tingkat nasional, dengan melibatkan akademisi dan organisasi internasional. Hal ini bertujuan untuk membangun narasi tanding terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat. Dengan mengembangkan jejaring nasional dan internasional, koalisi berharap dapat meningkatkan tekanan terhadap pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.

 

Sebagai penutup, Asfin menegaskan pentingnya kontribusi semua pihak dalam mencapai tujuan kolektif koalisi. Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi informasi tetapi juga sebagai langkah awal menuju aksi nyata dalam memperjuangkan keadilan lingkungan. Pertemuan lanjutan dijadwalkan akan dilakukan untuk membahas lebih lanjut mengenai rencana strategis dan mendapatkan masukan tambahan dari anggota koalisi lainnya.

0 Komentar


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next span I comment.

Koalisi Sulawesi Green Voice Perkuat Sinergi dalam Perjuangan Isu Lingkungan di Kendari

Pertemuan koalisi Sulawesi Green Voice yang diadakan pada tanggal 16 dan 17 Januari 2025 di Binar Coffee, Kendari, menjadi momentum penting bagi berbagai organisasi yang tergabung dalam koalisi ini. Dibuka oleh Fitria Nur Indah Djafar dari Komunitas Teras, pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam memperjuangkan isu-isu lingkungan yang mendesak. Dalam sambutannya, Fitria menekankan perlunya kolaborasi antaranggota koalisi untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama terkait dengan eksploitasi sumber daya alam (SDA) dan dampaknya terhadap masyarakat lokal.


By Admin 22 April 2022 corona.png

Agenda pertama pertemuan adalah pembaruan mengenai capaian utama koalisi serta hambatan yang dihadapi. Asfin, sebagai tim monev proyek ALIGN, memfasilitasi penyampaian laporan dari masing-masing anggota koalisi. Komunitas Desa (Komdes) melaporkan peningkatan akses lahan dan pemahaman masyarakat tentang pertanian berkelanjutan. Sementara itu, PUSPAHAM mengungkapkan keberhasilan intervensi di Mandiodo meskipun awalnya mengalami tantangan dukungan masyarakat terhadap tambang. Rumpun Perempuan Sultra (RPS) juga melaporkan pembentukan posko pengaduan di Konawe Utara untuk menangani isu lahan dan kerusakan lingkungan. Sedangkan, WALHI melaporkan penguatan komunitas di Torobulu melalui pelatihan paralegal dan hukum. Mereka fokus pada advokasi terhadap kerusakan alam akibat industri ekstraktif, serta menangani kasus kriminalisasi yang dihadapi warga lokal. Mereka berupaya memperluas wilayah dampingan untuk memperkuat gerakan advokasi di tingkat komunitas. Selanjutnya, Komunitas Teras sendiri memaparkan hasil riset mengenai kesenjangan perkebunan kelapa sawit di Konawe Utara dan pemetaan potensi keanekaragaman hayati dan identifikasi ekspansi sawit oleh petani mandiri. Selain itu, mereka melakukan analisis kawasan ekosistem esensial (KEE) di wilayah karst serta pembuatan demplot sebagai media pembelajaran bagi masyarakat untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan

 


Dalam sesi diskusi, para anggota membahas model evaluasi Kirkpatrick untuk menilai efektivitas program yang telah dijalankan. Tim Admin Finance merasakan peningkatan kerja sama dalam administrasi keuangan, sedangkan tim Lapangan melaporkan antusiasme dalam menerapkan ilmu baru di lapangan. Hasil diskusi menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan kolaborasi antaranggota koalisi, serta terbentuknya ide-ide baru untuk proposal kerja bersama.

Pada hari kedua pertemuan, Asfinawati memimpin sesi pembahasan mengenai situasi eksternal yang mempengaruhi kerja koalisi dalam lima tahun ke depan. Peserta mengidentifikasi tantangan besar seperti kebijakan eksploitasi SDA yang semakin masif dan penegakan hukum yang lebih berpihak kepada oligarki. Diskusi ini menciptakan kesadaran akan perlunya strategi adaptif untuk menghadapi kondisi sosial yang semakin sulit bagi masyarakat dalam melawan industri ekstraktif.

Selain itu, peserta juga membahas langkah-langkah strategis untuk meningkatkan advokasi dan pendidikan masyarakat. Rencana kerja yang disusun mencakup pemetaan aktor pemerintah yang dapat membantu advokasi serta penguatan kapasitas masyarakat dalam mengadvokasi hak-hak mereka. Beberapa anggota menekankan pentingnya kampanye kreatif untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu lingkungan dan dampak negatif dari kebijakan pemerintah.

Melalui pertemuan ini, koalisi ALIGN berkomitmen untuk memperluas jangkauan advokasi mereka hingga ke tingkat nasional, dengan melibatkan akademisi dan organisasi internasional. Hal ini bertujuan untuk membangun narasi tanding terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat. Dengan mengembangkan jejaring nasional dan internasional, koalisi berharap dapat meningkatkan tekanan terhadap pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.

 

Sebagai penutup, Asfin menegaskan pentingnya kontribusi semua pihak dalam mencapai tujuan kolektif koalisi. Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi informasi tetapi juga sebagai langkah awal menuju aksi nyata dalam memperjuangkan keadilan lingkungan. Pertemuan lanjutan dijadwalkan akan dilakukan untuk membahas lebih lanjut mengenai rencana strategis dan mendapatkan masukan tambahan dari anggota koalisi lainnya.

0 Komentar


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next span I comment.
Berita Terkait