NbS Tool hadir sebagai platform inovatif yang dirancang khusus untuk mendukung organisasi garis depan (Frontline Organizations), termasuk LSM lokal dan kelompok masyarakat, dalam mengembangkan proyek Solusi Berbasis Alam yang berkualitas tinggi. Platform ini tidak hanya berfokus pada pencegahan deforestasi tidak terencana dan restorasi ekosistem berbasis regenerasi alami, tetapi juga memfasilitasi penyusunan Project Design Document (PDD), proses sertifikasi karbon, dan pengakuan wilayah adat. Dengan pendekatan terpadu, NbS Tool memberikan manfaat pada tiga aspek utama: iklim (climate), alam (nature), dan manusia (human).
Melengkapi NbS Tool, Global Forest Watch (GFW) hadir sebagai platform pemantauan hutan yang komprehensif sebagai upaya pencegahan terjadinya deforestasi dengan lebih dari 200 dataset spasial. Platform ini menyajikan informasi detail tentang perubahan hutan, tutupan lahan, penggunaan lahan, aspek iklim, hingga keanekaragaman hayati.
Ekosistem digital ini juga dilengkapi dengan Forest Watcher hadir sebagai aplikasi mobile yang memungkinkan validasi lapangan secara langsung. Dengan kemampuan offline yang handal, pengguna dapat mengakses peta dan melakukan dokumentasi bahkan di lokasi tanpa koneksi internet. Fitur validasi lapangan memungkinkan verifikasi alert deforestasi, pengambilan foto dengan geo-tag, dan pengumpulan data terstruktur yang dapat diintegrasikan langsung dengan sistem GFW.
Integrasi ketiga platform ini menciptakan alur kerja yang efisien: dimulai dari perencanaan menggunakan NbS Tool, dilanjutkan dengan pemantauan melalui GFW, dan divalidasi menggunakan Forest Watcher. Sinergi ini menghasilkan sistem pemantauan yang komprehensif, validasi multi-level yang akurat, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Lebih penting lagi, integrasi ini mendorong pengambilan keputusan berbasis data yang lebih tepat sasaran.
Efektivitas dan kebermanfaatan ketiga platform ini baru saja diuji melalui sebuah pelatihan intensif yang diselenggarakan pada 5-7 November 2024 di Hotel Aston, Makassar. Pelatihan ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan termasuk CSO (Civil Society Organization) dan NGO dari Sulawesi untuk mengenal dan mengeksplorasi potensi ketiga tools digital tersebut secara mendalam.
Di hari pertama, para peserta diperkenalkan dengan NbS Tool dan diberikan pemahaman mendalam tentang cara penggunaannya. Sesi ini berjalan sangat interaktif, dengan para CSO/NGO aktif memberikan masukan berharga untuk pengembangan platform. Masukan-masukan ini menjadi umpan balik penting untuk penyempurnaan tool agar lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna di lapangan.
Memasuki hari kedua, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja untuk mendalami Global Forest Watch (GFW) dan Forest Watcher (FW). Dalam sesi praktik, kelompok-kelompok ini ditantang untuk menganalisis wilayah tertentu menggunakan GFW. Mereka melakukan verifikasi citra satelit, menganalisis perubahan tutupan pohon selama tiga bulan terakhir, serta mengevaluasi perubahan tutupan pohon tahunan. Yang menarik, peserta juga dilatih untuk mengidentifikasi true alerts dan false negative dalam sistem pemantauan, sebuah keterampilan crucial dalam memvalidasi data lapangan.
Hari ketiga menjadi puncak dari rangkaian pelatihan dengan pembagian peserta ke dalam kelompok-kelompok spesifik: inventarisasi keanekaragaman hayati, perhutanan sosial, HCV (High Conservation Value), dan mitigasi konflik tenurial. Diskusi yang berlangsung sangat produktif, dengan pertukaran informasi yang intensif terutama dalam konteks analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dari ketiga tools tersebut. Para peserta berbagi pengalaman tentang studi kasus yang mereka hadapi di lapangan dan mengeksplorasi bagaimana ketiga platform digital ini dapat memberikan solusi efektif untuk tantangan-tantangan tersebut.
Pelatihan ini menjadi bukti nyata bagaimana inovasi digital dapat menjembatani kesenjangan antara teknologi dan implementasi lapangan dalam upaya konservasi. Melalui hands-on experience dan diskusi mendalam, para CSO/NGO tidak hanya mendapatkan pemahaman teknis tentang penggunaan tools, tetapi juga dapat memberikan masukan berharga dari perspektif praktisi lapangan. Hal ini menciptakan siklus umpan balik yang positif untuk pengembangan platform yang lebih responsif terhadap kebutuhan real di lapangan.
Setelah mengikuti pelatihan intensif ini, para peserta dari berbagai CSO dan NGO di Sulawesi memiliki harapan besar untuk mengimplementasikan ketiga tools digital tersebut dalam pekerjaan konservasi mereka sehari-hari. Mereka berharap dapat mengoptimalkan NbS Tool untuk mengembangkan proyek-proyek konservasi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan di wilayah kerja masing-masing. Dengan pemahaman mendalam tentang Global Forest Watch dan Forest Watcher, komunitas berharap dapat melakukan pemantauan hutan secara lebih efektif dan responsif terhadap ancaman deforestasi. Para peserta juga mengharapkan dapat membangun jaringan kolaborasi yang lebih kuat antar CSO/NGO di Sulawesi untuk saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penggunaan ketiga platform digital ini. Lebih jauh, mereka berkomitmen untuk mentransfer pengetahuan yang didapat kepada anggota komunitas lainnya, sehingga manfaat pelatihan ini dapat menjangkau lebih banyak pelaku konservasi di lapangan.
0 Komentar